Dasar Hukum
- Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan (PP 36/2021);
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan (Permenaker 6/2016).
Ketentuan dan
Syarat dalam Permenaker 6/2016
Pasal 2
(1)Pengusaha wajib memberikan
THR Keagamaan kepada
Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau
lebih. [Pasal 9 ayat (1) PP 36/2021 menyebut: “Tunjangan hari raya keagamaan
wajib diberikan oleh pengusaha kepada Pekerja/Buruh”]
(2)THR diberikan kepada Pekerja/Buruh yang mempunyai hubungan kerja
dengan Pengusaha berdasarkan PKWTT atau PKWT.
Pasal 3
(1)Besaran THR ditetapkan sebagai berikut:
a.Pekerja/Buruh
yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih,
diberikan sebesar 1 bulan upah;
b.Pekerja/Buruh
yang mempunyai masa kerja 1 bulan
secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional
sesuai masa kerja dengan perhitungan: masa kerja/12 x 1 bulan upah.
(2)Upah
terdiri atas komponen upah:
a.upah tanpa
tunjangan yang merupakan upah bersih; atau
b.upah pokok
termasuk tunjangan tetap.
(3)Bagi
Pekerja/Buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah 1
bulan dihitung sebagai berikut:
a.Pekerja/Buruh
yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung
berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum Hari
Raya Keagamaan;
b.Pekerja/Buruh
yang mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung
berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.
Pasal 5
(4)THR wajib
dibayarkan oleh Pengusaha paling lambat 7 hari sebelum Hari Raya Keagamaan. (Ketentuan
Pasal 7 ayat (4) ini juga diatur dalam Pasal 9 PP 36/2021)
IDULFITRI
1443 HIJRIAH ATAU 2022:
2-3
MEI 2022
PEMBAYARAN
THR 2022 PALING LAMBAT:
SENIN,
25 APRIL 2022
Pasal 7
(1)Pekerja/buruh yang hubungan
kerjanya berdasarkan PKWTT dan
mengalami pemutusan hubungan kerja terhitung sejak 30 hari sebelum Hari Raya
Keagamaan, berhak atas THR Keagamaan.
Pasal 8
Pekerja/Buruh
yang dipindahkan ke perusahaan lain dengan masa kerja berlanjut, berhak atas
THR pada perusahaan yang baru, apabila dari perusahaan yang lama Pekerja/Buruh
yang bersangkutan belum mendapatkan THR Keagamaan. (Misalnya, perusahaan
outsourcing PT. A ke PT. B)
Pasal 10
(1)Pengusaha
yang terlambat membayar THR dikenai denda sebesar 5% dari total THR yang harus
dibayar sejak berakhirnya batas waktu kewajiban Pengusaha untuk membayar. (Ini
tidak jelas perhari, perbulan, pertahun atau selamanya sampai dibayar)
Pasal 11
(1)Pengusaha
yang tidak membayar THR dikenai sanksi administratif.
(Berupa:
-Teguran
tertulis;
-Pembatasan
kegiatan usaha;
-Penghentian
sementara alat produksi;
-Pembekuan
kegiatan usaha.)
CARA MENGHITUNG
THR
1.Karyawan Tetap/PKWTT
RINA
Masa Kerja = 1 tahun (12 bulan)
Upah = Rp5.000.000/bulan
THR
Rina = Rp5.000.000
BUDI
Masa
Kerja = 9 bulan
Upah =
Rp5.000.000/bulan
THR
Budi
= Masa Kerja/12 x Upah Sebulan
= 9/12 x Rp5.000.000
= 0,75
x Rp5.000.000
=
Rp3.750.000
2.Karyawan PKWT/Kontrak Tahunan
Contoh, LEO dan CIPLUK
LEO
PKWT = 1,5 th dari 2 Des 2020 s/d 1 Juni 2022
Berarti Masa Kerja s/d Idulfitri 2022
tanggal 2 Mei 2022 = 1 tahun lebih 5 bulan
Upah = Rp4.000.000/bulan
THR = Rp4.000.000
CIPLUK
PKWT = 1 tahun dari 2 Juli 2022 s/d 1 Juli 2022
Masa Kerja s/d Idulfitri 2022 tanggal 2 Mei
2022 = 10 bulan
Upah = Rp4.000.000/bulan
THR = Masa Kerja/12 x Upah Sebulan
= 10/12 x Rp4.000.000
= 0,83 x Rp4.000.000
= Rp3.333.333
3.Karyawan PKWT/Kontrak Harian (PHK)
A.Menghitung THR PHL MK 1 Tahun Lebih
Rangga telah bekerja pada PT A dengan pola hubungan kerja PKWT PHL (Pekerja Harian Lepas) sejak 1 Februari 2021 sampai dengan tanggal 24 April 2022 (batas akhir pembayaran THR 2022).
Langkah Menghitung THR Rangga:
1.Hitung Masa Kerja 1 Feb 2021 – 24 April 2022 = 1 thn lebih 2 bulan.
2.Hitung jumlah upah dari tanggal 25 April 2021 s/d 24 April 2022 = 12 bulan.
Misalnya:
-Bulan Ke-1: 25/4/2021 – 24/5/2021 = Rp3.200.000;
-Bulan Ke-2: 25/5/2021 – 24/6/2021 = Rp3.300.000;
-Bulan Ke-3: 25/6/2021 – 24/7/2021 = Rp3.400.000;
-Bulan Ke-4: 25/7/2021 – 24/8/2021 = Rp3.500.000;
-Bulan Ke-5: 25/8/2021 – 24/9/2021 = Rp3.100.000;
-Bulan Ke-6: 25/9/2021 – 24/10/2021 = Rp3.200.000;
-Bulan Ke-7: 25/10/2021 – 24/11/2021= Rp3.500.000;
-Bulan Ke-8: 25/11/2021 – 24/12/2021= Rp3.400.000;
-Bulan Ke-9: 25/12/2021 – 24/1/2022 = Rp3.000.000;
-Bulan Ke-10: 25/1/2022 – 24/2/2022 = Rp3.500.000;
-Bulan Ke-11: 25/2/2022 – 24/3/2022 = Rp3.200.000;
-Bulan Ke-12: 25/3/2022 – 24/4/2022 = Rp3.600.000;
3.Jumlahkan upah 12 bulan itu = Rp39.900.000
4.Jumlah upah 12 bulan itu bagi 12 bulan = Rp39.900.000 : 12 = Rp3.325.000
THR RANGGA MK
1 TAHUN LEBIH
= Rp3.325.000
B.Menghitung THR PHL Masa Kerja Kurang 1 Tahun
Rendi telah bekerja pada PT A dengan pola hubungan kerja PKWT PHL (Pekerja Harian Lepas) sejak 25/10/2021 s/d 24/4/2022 (batas akhir pembayaran THR 2022).
Langkah Menghitung THR Rendi:
1.Hitung Masa Kerja, 25 Okt 2021 – 24 April 2022 = 6 Bulan
2.Hitung jumlah upah dari 25 Okt 2021 – 24 April 2022:
BULAN:
-Ke-1: 25/10/2021 – 24/11/2021 = Rp3.500.000;
-Ke-2: 25/11/2021 – 24/12/2021 = Rp3.400.000;
-Ke-3: 25/12/2021 – 24/1/2022 = Rp3.000.000;
-Ke-4: 25/1/2022 – 24/2/2022 = Rp3.500.000;
-Ke-5: 25/2/2022 – 24/3/2022 = Rp3.200.000;
-Ke-6: 25/3/2022 – 24/4/2022 = Rp3.600.000;
3.Jumlahkan upah 6 bulan itu = Rp20.200.000;
4.Jumlah upah 6 bulan itu bagi bagi 12 bulan:
Rp20.200.000 : 12 = Rp1.683.333
THR RENDI MK 6
BULAN
= Rp1.683.333
4.Karyawan
Satuan Hasil/Borongan
Pada angka 4 Surat
Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor: M/1/HK.04/IV/2022 tanggal 6 April 2022
disebut sebagai berikut, “Bagi pekerja/buruh yang upahnya ditetapkan
berdasarkan satuan hasil maka upah 1 (satu) bulan dihitung berdasarkan upah
rata-rala 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.”
Berdasarkan
angka 4 tersebut maka cara menghitung THR Pekerja Borongan atau Satuan Hasil
adalah sama dengan cara menghitung THR Pekerja Harian Lepas (PHL).
Selesai.
Semoga bermanfaat.
Klik Penjelasannya Dalam Video Channel SAHABAT PHI:
- CARA MENGHITUNG THR KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK TAHUNAN, HARIAN DAN BORONGAN
- MASALAH THR KARYAWAN KONTRAK/PKWT BERAKHIR SEBELUM HARI RAYA KEAGAMAAN
--------------------------------------
Penulis
Harris Manalu, S.H.
Advokat Spesialis
Ketenagakerjaan
***