Cara Menghitung THR Karyawan Tetap (PKWTT) dan Kontrak (PKWT) Tahunan, Harian dan Satuan Hasil (Borongan)

 at April 11, 2022    

Dasar Hukum

  1. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan (PP 36/2021);
  2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan (Permenaker 6/2016).

 

Ketentuan dan Syarat dalam Permenaker 6/2016

 

Pasal 2

(1)Pengusaha   wajib  memberikan   THR Keagamaan kepada Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih. [Pasal 9 ayat (1) PP 36/2021 menyebut: “Tunjangan hari raya keagamaan wajib diberikan oleh pengusaha kepada Pekerja/Buruh”]

(2)THR     diberikan     kepada  Pekerja/Buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan Pengusaha berdasarkan PKWTT atau PKWT.

 

Pasal 3

(1)Besaran   THR   ditetapkan sebagai berikut:

a.Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 bulan upah;

b.Pekerja/Buruh   yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional sesuai masa kerja dengan perhitungan: masa kerja/12 x 1 bulan upah.

(2)Upah terdiri atas komponen upah:

a.upah tanpa tunjangan yang merupakan upah bersih; atau

b.upah pokok termasuk tunjangan tetap.

(3)Bagi Pekerja/Buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah 1 bulan dihitung sebagai berikut:

a.Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum Hari Raya Keagamaan;

b.Pekerja/Buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

 

Pasal 5

(4)THR wajib dibayarkan oleh Pengusaha paling lambat 7 hari sebelum Hari Raya Keagamaan. (Ketentuan Pasal 7 ayat (4) ini juga diatur dalam Pasal 9 PP 36/2021)


IDULFITRI 1443 HIJRIAH ATAU 2022:

2-3 MEI 2022

PEMBAYARAN THR 2022 PALING LAMBAT:

SENIN, 25 APRIL 2022

 

Pasal 7

(1)Pekerja/buruh    yang   hubungan    kerjanya berdasarkan PKWTT dan mengalami pemutusan hubungan kerja terhitung sejak 30 hari sebelum Hari Raya Keagamaan, berhak atas THR Keagamaan.

 

Pasal 8

Pekerja/Buruh yang dipindahkan ke perusahaan lain dengan masa kerja berlanjut, berhak atas THR pada perusahaan yang baru, apabila dari perusahaan yang lama Pekerja/Buruh yang bersangkutan belum mendapatkan THR Keagamaan. (Misalnya, perusahaan outsourcing PT. A ke PT. B)

 

Pasal 10

(1)Pengusaha yang terlambat membayar THR dikenai denda sebesar 5% dari total THR yang harus dibayar sejak berakhirnya batas waktu kewajiban Pengusaha untuk membayar. (Ini tidak jelas perhari, perbulan, pertahun atau selamanya sampai dibayar)

 

Pasal 11

(1)Pengusaha yang tidak membayar THR dikenai sanksi administratif.

(Berupa:

-Teguran tertulis;

-Pembatasan kegiatan usaha;

-Penghentian sementara alat produksi;

-Pembekuan kegiatan usaha.)


CARA MENGHITUNG THR

 

1.Karyawan Tetap/PKWTT

Contoh, RINA dan BUDI

    

RINA

Masa Kerja = 1 tahun (12 bulan)

Upah = Rp5.000.000/bulan

THR Rina = Rp5.000.000

 

BUDI

Masa Kerja = 9 bulan

Upah = Rp5.000.000/bulan

THR Budi

= Masa Kerja/12 x Upah Sebulan

= 9/12 x Rp5.000.000

= 0,75 x Rp5.000.000

= Rp3.750.000

 

2.Karyawan PKWT/Kontrak Tahunan

Contoh, LEO dan CIPLUK


LEO

PKWT = 1,5 th dari 2 Des 2020 s/d 1 Juni 2022

Berarti Masa Kerja s/d Idulfitri 2022 tanggal 2 Mei 2022 = 1 tahun lebih 5 bulan

Upah = Rp4.000.000/bulan

THR  = Rp4.000.000


CIPLUK

PKWT = 1 tahun dari 2 Juli 2022 s/d 1 Juli 2022

Masa Kerja s/d Idulfitri 2022 tanggal 2 Mei 2022 = 10 bulan

Upah = Rp4.000.000/bulan

THR = Masa Kerja/12 x Upah Sebulan

= 10/12 x Rp4.000.000

= 0,83 x Rp4.000.000

= Rp3.333.333

 

3.Karyawan PKWT/Kontrak Harian (PHK)

A.Menghitung THR PHL MK 1 Tahun Lebih

Rangga telah bekerja pada PT A dengan pola hubungan kerja PKWT PHL (Pekerja Harian Lepas) sejak 1 Februari 2021 sampai dengan tanggal 24 April 2022 (batas akhir pembayaran THR 2022).

Langkah Menghitung THR Rangga:

1.Hitung Masa Kerja 1 Feb 2021 – 24 April 2022 = 1 thn lebih 2 bulan.

2.Hitung jumlah upah dari tanggal 25 April 2021 s/d 24 April 2022 = 12 bulan.

Misalnya:

-Bulan Ke-1: 25/4/2021 – 24/5/2021 = Rp3.200.000;

-Bulan Ke-2: 25/5/2021 – 24/6/2021 = Rp3.300.000;

-Bulan Ke-3: 25/6/2021 – 24/7/2021 = Rp3.400.000;

-Bulan Ke-4: 25/7/2021 – 24/8/2021 = Rp3.500.000;

-Bulan Ke-5: 25/8/2021 – 24/9/2021 = Rp3.100.000;

-Bulan Ke-6: 25/9/2021 – 24/10/2021 = Rp3.200.000;

-Bulan Ke-7: 25/10/2021 – 24/11/2021= Rp3.500.000;

-Bulan Ke-8: 25/11/2021 – 24/12/2021= Rp3.400.000;

-Bulan Ke-9: 25/12/2021 – 24/1/2022 = Rp3.000.000;

-Bulan Ke-10: 25/1/2022 – 24/2/2022 = Rp3.500.000;

-Bulan Ke-11: 25/2/2022 – 24/3/2022  = Rp3.200.000;

-Bulan Ke-12: 25/3/2022 – 24/4/2022  = Rp3.600.000;

3.Jumlahkan upah 12 bulan itu  = Rp39.900.000

4.Jumlah upah 12 bulan itu bagi 12 bulan = Rp39.900.000 : 12 = Rp3.325.000

THR RANGGA MK 1 TAHUN LEBIH

= Rp3.325.000


B.Menghitung THR PHL Masa Kerja Kurang 1 Tahun

Rendi telah bekerja pada PT A dengan pola hubungan kerja PKWT PHL (Pekerja Harian Lepas) sejak 25/10/2021 s/d 24/4/2022 (batas akhir pembayaran THR 2022).


Langkah Menghitung THR Rendi:

1.Hitung Masa Kerja, 25 Okt 2021 – 24 April 2022 = 6 Bulan

2.Hitung jumlah upah dari 25 Okt 2021 – 24 April 2022:

BULAN:

-Ke-1: 25/10/2021 – 24/11/2021 = Rp3.500.000;

-Ke-2: 25/11/2021 – 24/12/2021 = Rp3.400.000;

-Ke-3: 25/12/2021 – 24/1/2022 = Rp3.000.000;

-Ke-4: 25/1/2022 – 24/2/2022 = Rp3.500.000;

-Ke-5: 25/2/2022 – 24/3/2022 = Rp3.200.000;

-Ke-6: 25/3/2022 – 24/4/2022 = Rp3.600.000;

3.Jumlahkan upah 6 bulan itu = Rp20.200.000;

4.Jumlah upah 6 bulan itu bagi bagi 12 bulan:

Rp20.200.000 : 12 = Rp1.683.333

THR RENDI MK 6 BULAN

= Rp1.683.333

 

4.Karyawan Satuan Hasil/Borongan

Pada angka 4 Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor: M/1/HK.04/IV/2022 tanggal 6 April 2022 disebut sebagai berikut, “Bagi pekerja/buruh yang upahnya ditetapkan berdasarkan satuan hasil maka upah 1 (satu) bulan dihitung berdasarkan upah rata-rala 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.


Berdasarkan angka 4 tersebut maka cara menghitung THR Pekerja Borongan atau Satuan Hasil adalah sama dengan cara menghitung THR Pekerja Harian Lepas (PHL).

 

Selesai.

Semoga bermanfaat.


Klik Penjelasannya Dalam Video Channel SAHABAT PHI:

  1. CARA MENGHITUNG THR KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK TAHUNAN, HARIAN DAN BORONGAN
  2. MASALAH THR KARYAWAN KONTRAK/PKWT BERAKHIR SEBELUM HARI RAYA KEAGAMAAN

--------------------------------------

Penulis Harris Manalu, S.H.

Advokat Spesialis Ketenagakerjaan

***